Rabu, 24 Agustus 2011

Wanita Idaman Pria Sejati

Ulama’ fikih sepakat bahwa hampir semua tubuh wanita itu, walaupun masih ada yang berpendapat, bahwa wajah dan telapak itu bukan termasuk di dalamnya. Aurat berasal dari bahasaArab: ????  yang artinya bagian dari tubuh manusia yang diharamkan untuk dilihat dan dipegang oleh lawan jenis. Haram hukumnya melihat, atau memperlihatkan aurat.  Aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan muka (QS  An- Nuur(24: 31)  dan Al Ahzab(33: 59). Sedangkan aurat pria adalah bagian pusar (perut) ke bawah hingga lutut.
Orang India, Paksitan yang mayoritas menggunakan bahsa Urdu. Dimana bahasa Urdu, sebagian istilah ada  juga mengambil bahasa Arab mengatakan bahwa Aurat dalam bahasa Urdu berarti ‘’wanita’’. Bagaimanapun dalam bahasa Urdu dan beberapa yang berbahasa Hindi di India mengartikannya sebagai wanita, tetapi sebenarnya kalimat aurat dalam bahasa Hindi adalah naari. Bahasa Hindi telah mengambil banyak kalimat dari bahasa Persia/Arab dan Sanskrit. Wajar saja, jika orang India, khususnya muslim India benar-benar memperhatikan masalah ini. Sebab, ketika dihukumi aurat, maka berdosa besar bagi siapa yang memperlihatkan atau melihatnya.
Dan salah satu dari wanita yang menjaga auratnya, mengisaratkan bahwa dirinya benar-benar bepegang teguh pada agamanya. Ada korelasi antara agama (ahlak) dengan menutup aurat. Sedangkan wanita atau lelaki yang memperlihatkan aurat, berarti kurang mendalami agama dan keyakinan yang dipeluknya. Sebab, islam mengjarkan kepada semua pengikutnya agar supaya menutup auratnya, agar supaya tidak dilihat orang lain. Bukan hanya itu, cara berpakain-pun, islam benar-benar memperhatikan, agar tidak hanya sekedar menutup aurat. Lebih dari itu, islam mengajarkan agar supaya tidak ketat, sehingga bentuk tubuhnya terlihat.
Jika seorang wanita suka memperlihatkan auratnya, maka seolah-olah dia rela bentuk tubuh, atau bagian tubuhnya dikonsumsi oleh orang lain yang bukan suaminya. Apalagi, sampai mengarah pada porno-grafi, atau pornoaksi, sungguh ini merupakan sebuah pelecehan terhadap diri dan keyakinannya. Namun sayang seribu kali sayang, lelaki saat ini kadang lebih suka wanita yang auratnya terbuka. Ini sangat disayangkan, tetapi itulah realitas yang tak terbantahkan. Seharusnya, seorang lelaki tidak rela, jika bagian dari tubuh atau bentuk tubuhnya istri atau calon istri dinikmati orang lain. Jadi, wajar jiaka al-Qur’an QS al-Nuur (33: ) mengisaratkan bahwa lelaki yang baik itu akan berpasangan dengan wanita yang baik, begitu sebaliknya.
Terkait dengan wanita yang suka memperlihatkan bagian tubuhnya yang indah, atau wanita yang suka dikonsumsi kemolekanya, Nabi Saw pernah menyampaikan pesan penting dalam sebuah hadinya yang

Artinya:’’Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:  Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”

Di era modern dan internetiasi ini, hampir semua perancang busana berlomba-lomba mendesain baju yang memamerkan bagian tubuh wanita. Mulai yang ketat, minim, tipis, hingga yang benar-benar nyata memperlihatkan bagian tubuh. Telivis, majalah, Koran sudah tidak merasa malu memamerkan gambar wanita yang minim busananya, bahkan karikatur anak-anak, juga tidak lepas dari pameran aurat.  Fenomena ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari, dan tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi, kecuali mempertebal iman dan moral, agar supaya tetap kokoh di dalam menjalankan ajaran islam dimanapun dan sampai kapanpun.
Pada hakekatnya, yang berkewajiban menjaga itu bagi kaum laki-laki dan juga wanita. Sebab, Nabi Saw, pernah kedatangan Umi Maktum ra di kediaman Saw. Waktu itu, Aiysah ra berusaha menemuhi Umi Maktum, dengan alasan bahwa Umi Maktum itu buta. Tetapi, Nabi Saw mengatakan kepada Aiysah:’’ walaupun umi Maktum itu buta, tetapi engkau tidak buta (bisa melihat). Makna yang tersirat dalam pesan Nabi Saw, bahwa lelaki dan wanita itu harus tetap menjaga mata (Ghodul al-Bashar). Sedangkan menutup aurat (muka), salah satu cara agar fitnah tidak semakin besar menyebar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar